1.
LATAR BELAKANG
CUP
adalah salah satu perusahaan asuransi terbesar yang berbasis di Eropa.
Perusahaan tersebut memiliki operasi di seluruh dunia dan baru-baru ini dibeli
oleh perusahaan asuransi besar lainnya. CUP telah menikmati tingkat pertumbuhan
yang luar biasa yaitu lebih dari 25% tiap tahunnya selama 10 tahun terakhir.
Perusahaan telah melakukan serangkaian akuisisi untuk memperluas jenis asuransi
yang ditawarkan dan juga telah mengembangkan diri secara internal untuk
memenuhi kebutuhan yang semakin luas dari pasar yang dilayaninya. Perusahaan
menjual berbagai jenis asuransi kesehatan, jiwa, kerugian, property dan
otomotif.
Selama lebih dari 2 tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan
premi pada industry asuransi Jerman telah menjadi datar. Pada tahu 1993 dan
1994, industry ini masih menikmati tingkat pertumbuhan tinggi dan berkembang
pada tingkat 10,3% dan 9,5% masing-masing. Tetapi, pada tahun 1995, tingkat
pertumbuhan menurun hanya sekitar 4,8%. Pada tahun 1996 dan 1997,
pertumbuhannya datar dan tidak sesuai dengan pertumbuhan 3% yang direncanakan
dan perkiraannya adalah bahwa “pertumbuhan hanya akan menengah, jika memang ada
pertumbuhan yang dicatat.”
Penurunan tingkat pertumbuhan ini disebabkan oleh beberapa tren
yang memaksa :
1. Iklim
ekonomi yang memburuk dengan meningkatnya penyusutan ekonomis, meingkatnya
pengangguran dan stagnan-nya pendapatan riil
2. Pajak
dan pungutan kesejahteraan social yang lebih tinggi, sebagian disebabkan oleh
reunifikasi Jerman
3. Semakin
meningkatnya persaingan yang diakibatkan oleh deregulasi pasar Eropa, yang
“sangat terlihat untuk pertama kalinya” pada tahun 1995
4. Kepuasan
eksentif dari permintaan dasar akan asuransi Jerman, suatu bidang dengan
pertumbuhan yang berkesinambungan sampai tahun 1994
Meski kondisi pasar memburuk, divisi
operasi CUP sering kali mampu untuk memperoleh pangsa pasar. Tetapi, tekanan
dari semakin meningkatnya persaingan dan meningkatnya sensitivitas harga pada
pelanggan memaksa pasar industry asuransi untuk mempersingkat kontrak dan
membatalkan kontrak yang sudah ada. Pengaruh ini bervariasi intensitasnya
berdasarkan lini produk.
Sebagai tanggapan, lini produk dan
kantor cabang mulai memberikan lebih banyak perhatian guna menyediakan layanan
yang lebih baik sebagai suatu cara untuk menjaga agar agen, broker, dan klien
agar puas. Ada berbagai gagasan dan tanggapan terhadap masalah ini, mulai dari
membuat kembali selebaran untuk pelanggan sampai membentuk suatu CCC. Yang
terakhir adalah tanggapan terhadap keluhan dari banyak pelanggan, agen dan
broker mengenai kesulitan untuk menghubungi staff kantor serta mengenai tingkat
layanan yang mereka terima jika dan ketika mereka dapat menghubungi staff
tersebut.
Dalam struktur CUP yang
terdesentralisasi, dimana lini produk beroperasi secara independen, sejumlah
CCC dibuat. Lini produk yang lebih terkonsentrasi, seperti asuransi jiwa dan
kesehatan, membentuk CCC-nya sendiri. Beberapa kantor cabang juga membentuk CCC
untuk lini produk yang telah mendesentralisasikan sebagian besar pekerjaan
klerikal pada kantor cabang.
2.
SEJARAH
PERUSAHAAN
CUP adalah salah satu perusahaan
asuransi terbesar yang berbasis di Eropa. Perusahaan tersebut memiliki operasi
di seluruh dunia dan baru-baru ini dibeli oleh perusahaan asuransi besar lainnya.
CUP telah menikmati tingkat pertumbuhan yang luar biasa yaitu lebih dari 25%
tiap tahunnya selama 10 tahun terakhir. Perusahaan telah melakukan serangkaian
akuisisi untuk memperluas jenis asuransi yang ditawarkan dan juga telah
mengembangkan diri secara internal untuk memenuhi kebutuhan yang semakin luas
dari pasar yang dilayaninya. Perusahaan menjual berbagai jenis asuransi
kesehatan, jiwa, kerugian, property dan otomotif.
CUP Vorstand
(Dewan Direksi) memutuskan untuk menciptakan Customer Care Center (CCC) untuk
membendung semakin banyaknya pelanggan yang meninggalkan perusahaan karena
ketidakpuasan dengan layanan perusahaan. Gagasan utamanya adalah untuk
menyediakan satu nomor telepon untuk pelanggan pribadi yang dapat digunakan untuk
semua pertanyaan serta masalah mereka dan untuk semua jenis asuransi yang
ditawarkan oleh CUP. CCC tersebut akan diperlengkapi dengan staff yang
mencukupi agar dapat beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk
memastikan bahwa selalu ada staff yang melayani pelanggan. Karyawan CUP akan
mampu menjawab 90% pada saat pertama kali menelepon. 10% masalah sisanya akan
diselesaikan dalam satu hari dengan telepon balasan.
Derrick Westmuller ditugaskan sebagai manajer proyek yang
bertanggung jawab untuk pembentukan dan pengembangan CCC. Dalam mengembangkan
CCC ini, ia ditugaskan untuk menampilkan perilaku kewirausahaan yang ingin
dikembangkan oleh ketua komisaris CUP. Kirk, adalah ketua komisaris yang
dinamis dan bersemangat, mencoba untuk mengubah perusahaan asuransi CUP dari
birokrasi yang kaku menjadi perusahaan yang gesit dengan semangat wirausaha.
Desainnya adalah untuk menjadikan CCC tersebut berfungsi sebagai pusat laba
jasa sentral yang mendukung unit bisnis asuransi CUP yang terpisah.
Derrick, seorang manajer musiman melihat tugas ini sebagai
peluang karir yang sebenarnya. Ia mulai berpikir mengenai indicator penting
serta ukuran sukses dari CCC tersebut. Ia cerdas secara politik dan
menginginkan kinerja dari CCC ini benar benar didasarkan pada pencapaian aktualnya.
3.
LANDASAN
TEORI
SISTEM
UKURAN KINERJA
Cita-cita dari system
ukuran kinerja adalah untuk menginmplementasikan startegi. Dalam menetapkan
system semacam itu, manajemen senior memilih ukuran-ukuran yang paling mewakili
strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai factor
keberhasilan penting masa kini dan masa depan. Jika ukura-ukuran ini membaik,
berarti perusahaan telah mengimplementasikan strateginya.
BALANCED
SCORECARD
Adalah suatu contoh
dari system ukuran kinerja. Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis
harus diberikan cita-cita dan diukur dari empat persfektif yaitu :
·
Keuangan (margin laba, arus kas, tingkat
pengembalian aktiva)
·
Pelanggan (pangsa pasar, indeks kepuasan
pelanggan)
·
Bisnis internal (retensi karyawan,
pengurangan waktu siklus)
·
Inovasi dan pembelajaran (presentase
penjualan dari produk baru)
Balanced
scorecard memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda
dalam suatu usaha mencapai keselarasan cita-cita, sehingga dengan demikian
mendorong karyawan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik
organisasi. Ini merupakan alat yang membantu focus perusahaan, memperbaiki
komunikasi, menetapkan tujuan organisasi dan menyediakan umpan balik atas
strategi.
Tiap
ukuran dari balanced scorecard membahas suatu aspek dari strategi perusahaan.
Dalam menciptakan balanced scorecard, eksekutif harus memilih bauran dari
ukuran yang :
·
Secara akurat mencerminkan factor kunci
yang akan menentukan keberhasilan perusahaan.
·
Menunjukkan hubungan antara
ukuran-ukuran non keuangan dalam hubungan sebab akibat, mengindikasikan
bagaimana ukuran-ukuran nonkeuangan mempengaruhi hasil keuangan jangka panjang
·
Memberikan pandangan luas mengenai
kondisi perusahaan saat ini.
SISTEM PENILAIAN
KINERJA : PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Ukuran Hasil dan Pemicu
Ukuran
hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi. Ukuran ini biasanya merupakan
suatu indicator yang terlambat yang memberitahu manajemen mengenai apa yang
telah terjadi. Sebaliknya ukuran pemicu merupakan suatu indicator yang
mendahului yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam
mengimplementasikan suatu strategi. Waktu siklus merupakan contoh dari ukuran
pemicu. Sementara ukuran hasil hanya menunjukkan hasil akhir, ukuran pemicu
dapat digunakan di tingkat yang lebih rendah dan mengindikasikan perubahan-perubahan
incremental yang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi hasil.
Jika
suatu bisnis ingin memperbaiki waktu untuk memasarkan, focus pada waktu siklus
akan memungkinkan manajemen untuk menelusuri seberapa baik tujuan ini terpenuhi
yang pada akhirnya akan mendorong karyawan untuk memperbaiki ukuran ini. Ukuran
hasil dan pemicu sangat terkait. Jika ukuran hasil mengindikasikan bahwa ada
suatu masalah namun ukuran pemicu menunjukkan bahwa strategi tersebut
diimplementasikan dengan baik, maka kemungkinan besar bahwa strategi tersebut
perlu diubah.
Ukuran Keuangan dan
Non-keuangan
Organisasi
telah mengembangkan system yang sangat canggih untuk mengukur kinerja keuangan.
Namun, seperti banyak ditemukan oleh perusahaan AS, selama tahun 1980-an banyak
industry yang dipicu oleh perubahan dalam bidang nonkeuangan seperti kualitas
dan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.
Ukuran Internal dan
Eksternal
Perusahaan
harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan
pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses bisnis internal seperti hasil
produksi. Terlalu sering perusahaan mengorbankan pengembangan internal untuk
memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan seluruh hasil eksternal, karena
secara salah meyakini bahwa ukuran internal yang bagus sudah mencukupi.
Pengukuran Memicu
Perubahan
Aspek
yang paling penting dari system pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk
mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi
bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselerasan
cita-cita dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan
dengan tujuan di tingkat yang lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi
di tingkatan organisasi yang berbeda. Karena ukuran-ukuran ini secara eksplisit
terkait dengan strategi suatu organisasi, maka ukuran dalam scorecard harus
spesifik untuk strategi tertentu dan oleh karena itu spesifik untuk organisasi
tertentu. Walaupun ada kerangka pengukuran kinerja yang generic tidak ada
scorecard yang generik. Ukuran-ukuran scorecard dikaitkan dari atas ke bawah
dan dikaitkan dengan target tertentu di seluruh organisasi. Tujuan dapat
menjelaskan suatu strategi lebih lanjut sehingga organisasi tersebut mengetahui
apa yang perlu dilakukan dan berapa banyak yang harus diselesaikan.
Terakhir,
scorecard menekankan gagasan mengenai hubungan sebab akibat antara
ukuran-ukuran tersebut. Dengan menampilkan secara eksplisit hubungan sebab
akibat tersebut, suatu organisasi akan memahami bagaimana ukuran-ukuran
nonkeuangan (misalnya : kualitas produk) memicu ukuran keuangan (misalnya :
pendapatan).
Scorecard
bukanlah sekedar daftar ukuran. Melainkan, masing-masing ukuran dalam scorecard
harus dikaitkan satu sama lain secara eksplisit dalam hubungan sebab-akibat
sebagai suatu alat untuk menerjemahkan strategi menjadi tindakan.
FAKTOR KUNCI
KEBERHASILAN
Variable kunci yang
berfokus pada pelanggan
Berikut
adalah variable yang fokus pada pelanggan :
·
Pemesanan. Idealnya ini adalah pesanan
penjualan yang tercatat karena perubahan yang tidak terduga dalam variable ini
dapat berakibat pada masa depan seluruh bisnis tersebut. Karena pesanan
mendahului pendapatan penjualan, maka pesanan merupakan indicator yang lebih
baik daripada pendapatan penjualan itu sendiri. Penurunan dalam variable ini
menandakan bahwa penyesuaian terhadap aktivitas pemasaran dibenarkan.
·
Pesanan tertunda. Sebagai suatu indikasi
mengenai ketidakseimbangan antara penjualan dan produksi, pesanan tertunda
dapat menandakan ketidakpuasan pelanggan.
·
Pangsa pasar. Kecuali jika pangsa pasar
diamati secara ketat, penurunan dalam posisi kompetitif suatu unit bisnis dapat
dikaburkan oleh peningkatan yang dilaporkan dalam volume penjualan yang
disebabkan oleh pertumbuhan industry secara keseluruhan.
·
Pesanan dari pelanggan kunci. Dalam unit
bisnis yang menjual produknya pada peritel, pesanan yang diterima dari
pelangan-pelanggan penting tertentu dapat mengindikasikan di awal mengenai
keberhasilan seluruh strategi pemasaran.
·
Kepuasan pelanggan. Hal ini dapat diukur
melalui survey pelanggan, pendekatan terhadap pembeli dan jumlah surat keluhan.
·
Retensi pelanggan. Hal ini dapat diukur
melalui lamanya hubungan dengan pelanggan
·
Loyalitas pelanggan. Hal ini dapat
diukur dengan pembelian berulang, referensi yang diberikan oleh pelanggan, dan
penjualan ke pelanggan tersebut sebagai persentase dari total kebutuhan
pelanggan itu untuk produk dan jasa yang sama.
Variabel kunci yang
berkaitan dengan proses bisnis internal
Variable berikut ini
yang berkaitan dengan proses bisnis internal:
·
Utilitasi kapasitas. Tingkat utilitasi
kapasitas adalah sangat penting dalam bisnis di mana biaya tetap adalah tinggi.
Demikian pula dalam organisasi professional, presentase dari total jam
professional yang tersedia yang dibebankan ke pelanggan-waktu terjual merupakan
ukuran dari utilisasi dari sumber daya tetap.
·
Pengiriman tepat waktu
·
Perputaran persediaan
·
Kualitas.
·
Waktu siklus
IMPLEMENTASI SISTEM
PENGUKURAN KINERJA
Implementasi dri suatu
system pengukuran kinerja melibatkan empat langkah umum :
·
Mendefinisikan strategi
·
Mendefinisikan ukuran-ukuran dari
strategi
·
Mengintegrasikan ukuran-ukuran ke dalam
system manajemen
·
Meninjau ukuran dan hasilnya secara
berkala
Masing-masing
langkah ini bersifat iterative, memerlukan partisipasi dari manajemen senior
dan para karyawan di seluruh organisasi. Meskipun kontroler bertanggung jawab
untuk mengawasi pengembangannya, ini merupakan tugas bagi seluruh tim
manajemen.
Mendefinisikan strategi
Scorecard
membangun suatu kaitan antara strategi dengan tindakan operasional. Oleh karena
itu, proses mendefinisikan scorecard dimulai dengan mendefinisikan strategi
organisasi. Dalam tahap ini, adalah penting bahwa cita-cita organisasi
dinyatakan secara eksplisit dan target telah dikembangkan.
Mendefinisikan ukuran
dari strategi
Langkah
berikutnya adalah untuk mengembangkan ukuran-ukuran guna mendukung strategi
yang telah dinyatakan. Organisasi tersebut harus fokus pada sedikit
ukuran-ukuran penting pada titik ini atau manajemen akan dibanjiri dengan
ukuran. Demikian pula adalah penting bahwa masing-masing ukuran individual
dapat dikaitkan satu sama lain dalam hubungan sebab akibat.
Mengintegrasikan ukuran
ke dalam system manajemen
Scorecard
haruslah diintegrasikan baik dengan struktur formla maupun informal dari
organisasi, budaya serta praktik sumber daya manusia. Misalnya saja,
efektifitas scorecard akan dikompromikan jika kompensasi manajer didasarkan
hanya pada kinerja keuangan.
Meninjau ukuran dan
hasilnya secara berkala
Ketika
scorecard dijalankan, scorecard tersebut harus ditinjau secara konsisten da
terus menerus oleh manajemen senior. Organisasi tersebut sebaiknya
memperhatikan hal-hal berikut ini :
·
Bagaimana kondisi organisasi menurut
ukuran hasil ?
·
Bagaimana kondisi organisasi menurut
ukuran pemicu ?
·
Bagaimana strategi organisasi berubah
sejak tinjauan terakhir ?
·
Bagaimana ukruan scorecard berubah ?
Aspek
yang paling penting dari tinjauan ini adalah sebagai berikut :
·
Menginformasikan kepada manajemen
mengenai apakah strategi tersebut telah dilaksanakan dengan benar dan seberapa
berhasil strategi itu bekerja
·
Menunjukkan bahwa manajemen serius
mengenai pentingnya ukuran-ukuran ini
·
Menjaga agar ukuran-ukuran tersebut
sejajar dengan strategi yang selalu berubah
·
Memperbaiki pengukuran
KESULITAN DALAM
MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA
Korelasi yang buruk
antara ukuran nonkeuangan dengan hasilnya
Sederhana
nya tidak ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan akan mengikuti pencapaian
target di bidang non keuangan manapun. Ini merupakan masalah yang serius karena
ada asumsi yang melekat bahwa profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian
ukuran individual. Mengidentifikasikan hubungan sebab-akibat antara
ukuran-ukuran yang berbeda lebih mudah diucapkan daripada dikerjakan.
Ini
merupakan masalah ketika mencoba untuk mengembangkan ukuran-ukuran yang
mewakili kinerja masa depan. Walaupun hal ini tidak berarti bahwa system dengan
beberapa ukuran sebaiknya diabaikan, merupakan hal yang penting bagi perusahaan
untuk memahami bahwa kaitan antara ukuran nonkeuangan dan kinerja keuangan
tidak begitu dimengerti.
Terpaku pada hasil
keuangan
Program
insentif yang dirancang dengan buruk menciptakan tekanan tambahan. Manajer
senior seringkali diberikan kompensasi berdasarkan kinerja keuangan. Hal ini
dapat mengganggu keselarasan tujuan, sehingga menyebabkan manajer lebih peduli
terhadap ukuran keuangan dibandingkan dengan ukuran lainnya. Bahkan perusahaan
mengaitkan imbalan dengan berbagai ukuran yang mungkin saja memiliki bias
terhadap kinerja keuangan yang tidak proporsional.
Ukuran-ukuran tidak
diperbaharui
Banyak
perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk memperbarui ukuran-ukuran
tersebut agar selaras dengan perubahan dalam strateginya. Akibatnya, perusahaan
terus menggunakan ukuran-ukuran yang didasarkan pada strategi yang lalu. Selain
itu, ukuran-ukuran tersebut sering menimbulkan kemalasan terutama ketika orang
mulai merasa nyaman menggunakannya.
Kesulitan dalam
menetapkan Trade-Off
Beberapa
perusahaan menggabungkan ukuran keuangan dan nonkeuangan dalam satu laporan dan
memberikan bobot pada masing-masing ukuran tersebut. Tetapi, kebanyakan
scorecard tidak memberikan bobot yang eksplisit kepada masing-masing ukuran
ini. Tanpa pembobotan semacam itu, adalah sulit untuk menentukan pertukaran
antara ukuran keuangan dan nonkeuangan.
PRAKTIK-PRAKTIK
PENGUKURAN
Jenis ukuran
Studi
Lingle dan Schieman menemukan bahwa 76% dari perusahaan responden memasukkan
ukuran-ukuran keuangan, operasi serta kepuasan pelanggan dalam tinjauan
manajemen regular, tetapi hanya 33% yang memasukkan ukuran-ukuran inovasi serta
perubahan ukuran dalam tinjauan manajemen regular.
Hubungan ukuran dengan
kompensasi
Kebanyakan
system manajemen mengaitkan ukuran keuangan dengan kompensasi. Semakin tinggi
ukuran kinerja keuangan, biasanya juga akan dibarengi dengan tingginya
kompensasi yang diberikan.
PENGENDALIAN INTERAKTIF
Peran
utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu pelaksanaan strategi. Strategi
yang dipilih mendefinisikan factor kunci keberhasilan yang menjadi titik pusat
dari desain dan operasi system pengendalian. Hasil akhirnya adalah implementasi
strategi yang berhasil. Dalam industry yang mengalami perubahan lingkungan yang
pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan dasar untuk memikirkan
strategi baru.
Dalam
lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi
pembelajaran adalah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi
pembelajaran mengacu pada kemampuan karyawan suatu organisasi untu belajar
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan secara berkelanjutan.
Organisasi pembelajaran yang efektif adalah organisasi dimana karyawan pada
semua tingkatan secara terus menerus memantua lingkungannya,
mengidentifikasikan masalah serta peluang potensial, saling bertukar informasi
mengenai lingkungan secara terus terang dan terbuka, serta bereksperimentasi
dengan model bisnis alternative guna menyesuaikan diri dengan sukses terhadap
lingkungan yang baru. Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk
memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran.
Sementara
factor kunci keberhasilan adalah penting dalam desain system pengendalian untuk
mengimplementasikan strategi yang dipilih, ketidakpastian strategis memandu
penggunaan sekelompok informasi pengendalian manajemen secara interaktif dalam
mengembangkan straetgi baru. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran
lingkungan secara mendasar (perubahan dalam preferensi pelanggan, teknologi,
pesaing, gaya hidup, produk substitusi dan lain-lain) yang mungkin mengganggu
aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi.
Ada
perbedaan mendasar antara factor kunci keberhasilan dan ketidakpastian
strategis. Ketidakpastian strategis menghasilkan pertanyaan bukan jawaban.
Pengendalian interaktif mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian
strategis baik berupa masalah (misalnya kehilangan pangsa pasar, keluha
pelanggan) maupun peluang. Ini menjadi dasar bagi para manajer untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah pesat dengan memikirkan
strategi baru. Pengendalian interaktif memiliki karakteristik barikut ini :
·
Sekelompok informasi pengendalian
manajemen mengenai ketidakpastian strategis yang dihadapi oleh bisnis tersebut
menjadi titik pusat.
·
Eksekutif senior menerima informasi
semacam itu dengan serius.
·
Manajer pada semua tingkatan organisasi
tersebut memfokuskan perhatiannya pada informasi yang dihasilkan oleh system
itu.
·
Atasan, bawahan, dan rekan kerja bertemu
untuk menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif
strategis masa depan.
·
Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat
serta tantangan terhadap data dan asumsi yang mendasari, serta tindakan yang
sesuai.
Ketidakpastian
strategis berkaitan dengan pergeseran mendasar dan nonlinear dalam lingkungan
yang potensial menciptakan model bisnis baru.
4.
PERMASALAHAN
4.1 mereformasi masalah “Lapse Rate” sebagai
masalah loyalitas pelanggan
Secara tradisional perusahaan melalui dua merk nya yaitu CUP
dan Southern telah focus pada segmen pasar menengah ke bawah yang tidak terlalu
sensitive terhadap harga. Tingkat kehilangan pelanggan yang meningkat mulai
menyita perhatian beberapa eksekutif senior. Pada bulan Maret 1996, perusahaan
ini melaporkan “lapse rate”-jumlah pelanggan yang membatalkan kontrak
dibandingkan jumlah total kontrak- telah mencapai DM 800 juta pada tahun 1995
(DM 900 juta pada tahun 1996) yang merupakan sekitar 10% dari total pendapatan
premi. Pada beberapa produk, seperti asuransi mobil, angka ini jauh lebih besar
(20%) dan telah melewati batas.
Perusahaan juga melaporkan bahwa komisi bagi agen hampir
seluruhnya dikaitkan dengan menghasilkan kontrak baru. Akhirnya agen-agen tersebut
menghabiskan 70% waktunya untuk menghasilkan kontrak baru yang hanya mencukupi
untuk menutupi pembatalan. Jika kecenderungan ini berlanjut, maka para agen
akan diharuskan untuk menghabiskan 100% waktunya untuk mencari kontrak baru
agar dapat menutup yang dibatalkan.
Wawancara mendalam dengan pelanggan yang telah pindah
mengindikasikan bahwa 58,7% berpindahnya pelanggan dipengaruhi oleh CUP.
Pelanggan yang tidak puas menyebutkan (selain harga, 33.3%), masalah dengan
agen 34.7%, pemrosesan klaim yang buruk 13.3%, respons yang lambat dan
birokratis 9.3% dan terlalu sedikit informasi 4%. Ketika pelanggan menyebutkan
harga yang tinggi, seringkali hal tersebut tidak menjadi masalah seperti ketika
masalah itu dikombinasikan dengan masalah lain seperti ketidakpuasan terhadap
agen. Misalnya kejengkelan pelanggan karena dialihkan dari petugas yang satu ke
petugas yang lain tanpa dibantu.
Teknik riset pasar tradisional yang digunakan CUP menurut
konsultan tidak mampu mendeteksi masalah semacam ini karena teknik tersebut
ditujukan pada kepuasan pelanggan dengan suatu produk baru.
4.2 Masalah korporat : Dari siklus yang buruk
menjadi siklus yang benar.
Pelanggan melihat perusahaan secara keseluruhan, bukan sebagai
lini produk dengan mana mereka memiliki kontrak. Ternyata semakin banyak
kontrak yang dimiliki oleh pelanggan, semakin mereka loyal CUP. Semakin lama
mereka bersama perusahaan, semakin sedikit komisi untuk produk baru dan semakin
rendah tingkat kerusakan. Jika siklus yang benar ini membawa sedikit saja
perbaikan dalam retensi pelanggan, profitabilitas akan membaik secara
signifikan.
Sebaliknya, jika pelanggan hanya memiliki satu kontrak, mereka
lebih sering membatalkannya. Penggantian kontrak kemudian menghasilkan komisi
bagi agen tersebut. Dan ketika proses ini memiliki cukup momentum sebagaimana
yang terjadi, semua perusahaan asuransi menderita akibat lapse rate yang tinggi
dan membayar banyak komisi. Ini adalah siklus yang buruk.
Untuk membuat siklus yang benar, retensi pelanggan harus
menjadi sasaran strategis. Ada banyak gagasan dan tanggapan positf pada lini
produk dan kantor cabang CUP pada saat itu. Ada juga para manager yang berpikir
cukup berbeda. Mereka merasa bahwa tanggapan-tanggapan tersebut sering
ditujukan pada gejala dan hanya memiliki sedikit dampak positif pada bisnis.
Dalam hal CCC, seorang manager senior dari satu lini produk menyebutkan bahwa
CCC tersebut kekurangan massa yang penting. Tidak ada teknologi dan pelatihan
karyawan canggih yang mencukupi, dan apa yang dipelajari dari pelanggan juga
tidak akan cukup.
Pelanggan perlu dipandang sebagai seseorang, suatu keluarga
atau bahkan angota keluarga besar yang melalui siklus hidup dengan
kejadian-kejadian penting dimana masing-masing kejadian tersebut menciptakan
kebutuhan akan asuransi baru. Perusahaan merupakan kumpulan dari lini produk.
Sebagai antisipasi terhadap bisnis masa depan, CUP sebaiknya mencoba untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan di semua tahap tersebut. Lebih jauh lagi, daripada
mengambil resiko memperlakukan pelanggan sebagai bagian dari kumpulan besar
dengan rata-rata statistic tertentu, pelanggan sebaiknya dibagi dalam kelompok
yang sangat menguntungkan, kurang menguntungkan dan menyebabkan kerugian.
Perusahaan secara keseluruhan sebaiknya bersikap proaktif mengambil dan
membidik kelompok yang paling menguntungkan dan belajar lebih banyak mengenai
pelanggan tersebut. Pada saat yang sama, perusahaan sebaiknya mempertahankan
dasar pelanggan sudah ada dengan :
1. Menjadi
sensitif terhadap sinyal awal perpindahan
2. Memantau
dengan cermat kejadian pemicu, dan
3. Mencoba
memulihkan kontrak/pelanggan yang hilang.
Ketika
usaha dari setiap lini produk menjadi penting, maka jelaslah beberapa eksekutif
di tingkat korporat merasakan bahwa ada suatu kebutuhan akan pendekatan yang
komprehensif dan terintegrasi. Tetapi, pendekatan semacam ini sebaiknya diambil
dalm langkah-langkah yang incremental.
4.3 Langkah pertama :
“Quick Hits” dan Penemuan Baru
Data menyebutkan bahwa CUP dapat mengambil
manfaat dan menggunakan sejumlah gagasan untuk retensi pelanggan yang
diturunkan dari praktik perusahaan asuransi dan bank terkemuka AS maupun
intense internal baru. CUP Vorstand (Dewan Direksi) memerintahkan suatu studi
yang spesifik mengenai loyalitas pelanggan untuk CUP antara bulan Mei 1996 dan bulan
Oktober 1996. Telah diantisipasi bahwa hal ini akan menimbulkan gagasan untuk
“quick hits” dan mulai menambal “lubang di ember.”
Namun, proyek ini juga membawa penemuan
baru mengenai pemikiran umum dalam perusahaan mengenai pelanggan. Menurut salah
seorang konsultan :
1. Seorang
pelanggan biasanya menghubungi perusahaan karena agennya tidak dapat dihubungi
(baik karena paruh waktu atau sedang mengusahakan bisnis baru) atau tidak dapat
menjawab suatu pertanyaan. Ketika seorang pelanggan menghubungi satu lini
produk, katakanlah, kesehatan, dan kemudian bertanya mengenai asuransi jiwa,
petugas dibagian kesehatan akan mengatakan “Saya tidak tahu.” Secara rata-rata
seorang klien memerlukan empat kali kontak untuk sampai ke orang yang tepat,
tetapi meskipun demikian dalam 30% dari kasus, persoalan mereka tidak
dipecahkan. Pelanggan cenderung membatalkan kontrak ketika suatu pertanyaan
atau masalah tertentu ditangani dengan cara yang salah.
2. Karyawan
yang bekerja di satu lini produk hanya memiliki satu jaringan dan memiliki
sedikit akses ke informasi mengenai kontrak lain yang mungkin dimiliki oleh
pelanggan. Namun, jika seorang pelanggan merasa tidak puas dengan layanan di
salah satu lini produk, orang ini kemungkinan besar akan membatalkan polis
lainnya juga. Karyawan seringkali tidak merasakan bahwa bisnis mengalami resiko
karena, hal itu “bukan tanggung jawab kami,” dan oleh karena itu pola
kehilangan tetap tersembunyi.
3. Asuransi
mobil memainkan peranan yang sangat penting dalam mengikat pelanggan karena
biasanya merupakan kontrak yang pertama. Tampaknya sebagian besar orang membeli
mobil pada akhir pecan ketika perusahaan asuransi tutup. Selain itu, adalah
sulit untuk menciptakan suatu tim guna membantu klien karena umumnya, klien
tidak dapat menghubungi petugas setelah jam 17.00 dan serikat pekerja tidak
memperbolehkan bekerja diatas jam 18.00. Oleh karena itu, tanggapan terhadap
gagasan ini seringkali adalah “ya, tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan.”
4. Kebanyakan
orang-orang CUP berbicara mengenai pelanggan namun tidak melakukan apapun untuk
memperbaiki layanan pelanggan. Perusahaan memiliki budaya analitis yang kuat.
Ketika dihadapkan dengan angka-angka, mereka akan mengatakan, “hal ini berlaku
untuk asuransi kesehatan tetapi tidak untuk asuransi jiwa” atau “pada
perusahaan asuransi lain, ini lebih buruk.”
5. Ketika
kelompok focus pelanggan dibentuk pada bulan Juni 1997, anggota Vorstand
diundang untuk hadir. Hanya satu orang saja yang dating diluar manajer yang
melakukan studi. Yang lainnya berkata “kami mengenal pelanggan kami.”
4.4 Customer Care
Center
Pada bulan Oktober 1996 ketika hasil studi
loyalitas pelanggan selesai, Vorstand CUP memerintahkan dilakukannya studi
kelayakan untuk CCC yang jauh menjangkau lini produk tertentu. Gagasan kuncinya
adalah menyediakan satu nomor telepon bagi pelanggan dan melatih karyawan
secara professional agar dapat menjawab secara efektif pertanyaan yang diajukan
oleh pelanggan, dengan demikian meningkatkan layanan pada pelanggan secara
dramatis. Selain itu, CCC tersebut akan mampu menghapus langkah-langkah proses
dimasa depan dan menghilangkan sumber kesalahan. Terakhir, diyakini bahwa CCC
akan menjadi cara yang lebih murah dan lebih efisien untuk memproses informasi.
Pada bulan Januari 1997, kerangka untuk
desain CCC telah siap dan menspesifikasi hal-hal berikut ini :
1. Pelanggan
pribadi CUP akan memiliki satu dan hanya satu nomor telepon untuk semua
pertanyaan dan persoalan mereka. Layanan ini akan tersedia bagi mereka selain
bagi agen
2. CCC
akan dibuka 24jam sehari dan 7hari seminggu. CCC akan mampu untuk menyelesaikan
90% pertanyaan pelanggan dalam satu panggilan telepon. Ini akan membawa
peningkatan yang signifikan dalam kualitas dan efisiensi pelayanan.
3. CUP
akan memperoleh manfaat dari pengurangan dalam lapse rate terutama, dalam kasus
dimana pada masa lalu pertanyaan klien tidak dijawab atau pelayananya tidak
memuaskan.
4. Cita-cita
tambahan CUP adalah; (a) menjadi pemimpin dalam layanan industry asuransi, (b)
meningkatkan jumlah pelanggan dengan berbagai polis.
4.5 Keprihatinan dan
mencari solusi
Proposal tersebut menimbulkan sejumlah
keprihatinan. Misalnya saja, para agen melihat CCC sebagi ancaman terhadap
hubungan mereka dengan klien. Dalam tanggapannya, diputuskan bahwa para agen
akan diinformasikan mengenai komunikasi apapun antara CCC dengan klien mereka.
Selain itu, CCC tersebut dapat bertindak sebagai pengganti dari agen tersebut
jika mereka tidak dapat dihubungi. Terakhir, CCC ini dapat membantu agen dengan
menghubungi klien yang prospektif. Umumnyaa agen dapat memperoleh satu dari
sepuluh kontrak asuransi yang pontesial. CCC ini juga dapat menyediakan
jaringan pertama melalui telepon dan memperbaikin rasio ini.
Lini produk memiliki keprihatinan yang
berbeda. Mereka berpikir bahwa adalah tidak mungkin seorang “generalis” mampu
menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan bisnis mereka yang terspesialisasi dan dibutuhkan pengalaman
paling tidak selama 10 tahun untuk belajar melakukannya. Tetapi, ditemukan
bahwa karyawan lini produk terperangkap dalam siklus yang buruk. Umumnya
karyawan tersebut bermaksud untuk memberikan kualitas tertinggi yang mungkin
ketika berbicara dengan pelanggan, tetapi dengan melakukan hal itu mereka
menjadi terlalu teknis. Respons mereka adalah “terlalu direkayasa” dan mereka
cenderung membuang waktu sementara pelanggan menjadi jengkel.
Selain itu, banyak pelanggan yang memiliki
pertanyaan sama. Seorang ahli mungkin merasa terganggu ketika harus mengulang
jawabannya atau mungkin lupa untuk menyebutkan sebagian dari jawaban. Tetapi
orang yang kurang terspesialisasi dengan ketrampilan tambahan, dapat dengan
mudah menjawab pertanyaan berdasarkan naskah yang menyediakan “jawaban bagus.”
Terakhir, ternyata bahwa paling tidak 70-80%
pertanyaan (tergantung pada lini produknya) adalah biasa dan tidak diperlukan
seorang spesialis untuk menjawabnya karena pertanyaan tersebut biasanya
mengenai status klaim atau perubahan alamat pelanggan dan lain-lain. Sekali
lagi, seorang ahli mungkin menjadi jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan semacam
ini. Tim khusus dengan pengetahuan produk yang diperluas juga dapat menjawab
20-30% pertanyaan sisanya.
Keprihatinan terakhir berkaitan dengan
fakta bahwa CCC semacam ini sudah dibentuk di beberapa lini produk dan kantor
cabang. Pada bulan April 1997, Vorstand telah menyetujui dengan aspek-aspek
penting berikut ini untuk desain CCC :
1. CCC
tersebut akan menjadi solusi “lapangan hijau” dan menjadi satu-satunya pusat di
dalam CUP. Pusat telepon lain yang baru dibentuk di cabang dan beberapa lini
produk akan ditutup.
2. CCC
tersebut akan mensentralisasi semua pertanyaan pelanggan dan tersedia sepanjang
waktu, serta mampu menangani 90% pertanyaan dan masalah secara efektif.
3. CCC
tersebut akan didirikan di luar struktur organisasional CUP yang sekarang,
yaitu tidak menjadi bagian dari lini produk atau divisi operasional manapun.
Ini juga memungkinkan untuk membuat kontrak ketenagakerjaan yang fleksibel (jam
kerja dan kompensasi yang fleksibel).
4. CCC
tersebut akan menjadi pusat laba dan dibayar berdasarkan jumlah panggilan
telepon oleh lini produk dan bukan sebagai pusat biaya yang didukung oleh
overhead korporat atau divisi operasi.
5. CCC
tersebut akan menjadi unit bisnis pusat layanan yang berdiri sendiri dengan
misi untuk mendukung lini produk.
6. Lini
produk akan memberikan pengetahuan teknis dan karyawan yang kompeten, dan
interaksi dengan lini produk akan diatur dengan jelas.
Selama tahun pertama, CCC tersebut akan
focus pada “pertanyaan” dari klien. Selain itu, CCC juga akan menginisiasi
pertanyaan atas nama lini produk ketika pelanggan membatalkan suatu kontrak.
Penetapan awal ini membutuhkan system PDE paling tidak yang memiliki integrasi
dengan seluruh infastruktur TI yang dimiliki CUP, yang memungkinkan pusat PDE
otonom dengan hanya sedikit hubungan dengan PDE central.
Tetapi, segera setelah CCC ini
beroperasi secara efektif maka tugas-tugas baru dapat ditambahkan. Misalnya CCC
ini akan terlibat dalam pemrosesan klaim, pembetulan kesalahan atau pengubahan
informasi seperti alamat. CCC juga dapat melakukan riset pasar sesuai dengan
permintaan lini produk. Dan terakhir CCC ini juga bias berperan menjadi pusat
pelayanan untuk agen dan broker juga. Pelanggan berharap agar CCC ini dapat
menjawab 70-80% pertanyaan mereka melalui generalis. Sekitar 20-30% pertanyaan
sisanya dapat diteruskan ke tim spesialisasi dengan pengetahuan produk yang
diperluas.
4.6 Indikator dan Pengukuran
Keberhasilan
CCC tersebut akan beroperasi dalam waktu
setahun, di bulan Mei 1998. Usaha tersebut diawasi secara luas dalam perusahaan
dan dalam industry asuransi Jerman. Jika berhasil, maka CUP akan memperoleh
keunggulan sebagai pengguna pertama dan menjadi instrument dalam pembentukan
kembali industry. Ketika ditanya bagaimana Derrick akan mengukur keberhasilan
dengan klien, ia menjawab: “lapse rate yang menurun-bagian dari lapse rate yang
berhubungan dengan kualitas layanan dari CUP, seharusnya akan menurun.” Tetapi
eksekutif lain berbeda pandangan mengenai apa yang menyusun suatu “balanced
scorecard.”
5.
ANALISIS
SWOT
Ø Strength
1. Sebagai
sebuah perusahaan asuransi terbesar, CUP Corporation selalu mengalami tingkat
pertumbuhan yang luar biasa selama 10 tahun terakhir.
2. Para
agen asuransi aktif menawarkan dan membuat kontrak baru bagi perusahaan.
3. Meskipun
kondisi pasar yang memburuk, CUP corporation seringkali mampu untuk mendapatkan
pangsa pasar.
4. Dua
merk perusahaan yaitu berfokus pada segmen menengah ke bawah yang tidak terlalu
sensitive terhadap harga.
5. Perusahaan
juga melakukan serangkaian akuisisi untuk memperluas jenis asuransi yang
ditawarkan.
6. Perusahaan
menawarkan berbagai jenis asuransi kesehatan, jiwa, kerugian, property dan
otomotif.
Ø Weakness
1. Para
agen asuransi lebih mengutamakan membuat kontrak baru daripada melayani pelanggan
lama.
2. Banyaknya
pembatalan kontrak.
3. Teknik
riset pasar yang dilakukan oleh CUP corporation dirasa tidak mampu mendeteksi
masalah pelanggan yang membatalkan kontrak.
4. Tidak
ada pelatihan karyawan yang mencukupi.
Ø Opportunities
1. Sebagai
sebuah perusahaan yang besar, CUP corporation memiliki operasi di seluruh
dunia.
2. Dengan
mengakuisisi beberapa perusahaan, maka membuat kedudukan CUP corporation
semakin besar dan memperluas jenis usahanya.
3. Dengan
beragamnya jenis asuransi yang ditawarkan, maka CUP corporation memiliki nilai
lebih karna pelanggan dapat memilih jenis asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
4. Para
agen asuransi yang aktif mencari dan mambuat kontrak baru maka membuat
pelanggan semakin bertambah.
5. Dengan
dibentuknya CCC, diharapkan mampu menangani masalah pembatalan kontrak.
Ø Threat
1. Banyaknya
kompetitor (perusahaan asuransi lain)
2. Jika
masalah pembatalan kontrak tidak segera dicarikan solusi, maka CUP corporation
akan terus kehilangan pelanggan.
3. Tidak
ada pelanggan yang setia.
6.
PROSPEK
PERUSAHAAN
Jika perusahaan
membentuk CCC, masalah keluhan pelanggan akan diurus dengan baik oleh CCC, maka
perusahaan tidak perlu khawatir tentang pembatalan kontrak yang terus menerus
terjadi. Dengan agen asuransi yang aktif mencari kontrak baru, maka CUP
corporation akan semakin besar dengan pelanggan yang juga semakin banyak dan
setia/loyal terhadap perusahaan.
7.
KESIMPULAN
DAN SARAN
·
Kesimpulan
:
Perusahaan CUP
corporation merupakan sebuah perusahaan asuransi yang besar namun memiliki
masalah dimana banyak pelanggan yang melakukan pembatalan kontrak. Pembatalan
kontrak yang banyak terjadi pada CUP corporation memiliki beberapa factor namun
yang paling banyak disebabkan oleh ketidaktahuan agen. Banyak pelanggan yang
bertanya kepada agen perusahaan namun mereka kebanyakan tidak memberikan
jawaban yang memuaskan. Selain itu factor harga dan pemrosesan klaim yang buruk
juga menjadi penyebab banyaknya pelanggan yang membatalkan kontrak.
Berlatar belakang
masalah tersebut, perusahaan CUP Corporation berniat mendirikan CCC dimana CCC
tersebut akan menangani keluhan pelanggan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh pelanggan. Dengan didirikannya CCC tersebut yang akan
beroperasi selama 24 jam, diharapkan mampu menangani masalah pembatalan kontrak
yang banyak terjadi.
·
Saran
1. CUP
corporation harus segera merealisasikan pendirian CCC tersebut untuk menangani
masalah keluhan pelanggan.
2. Pelanggan
perlu dipandang sebagai seseorang, suatu keluarga atau bahkan angota keluarga
besar yang melalui siklus hidup dengan kejadian-kejadian penting dimana
masing-masing kejadian tersebut menciptakan kebutuhan akan asuransi baru.
Perusahaan merupakan kumpulan dari lini produk. Sebagai antisipasi terhadap
bisnis masa depan, CUP sebaiknya mencoba untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di
semua tahap tersebut.
5 komentar:
thanks... ...^^
maaf, saya mau nanya, istilah dan rumus mencari "lapse rate" didapat dari buku apa ya?
saya sdg dalam proses penyusunan skripsi..
trims..
good
trimakasih sangat bermanfaat
boleh saya lihat daftar pustakanya??
Post a Comment